Rimbunnya pepohonan menaungi tangga beton yang kami lewati siang itu. Sayup-sayup gemericik air mulai terdengar dan lama-lama mulai terlihat sebuah curug dengan kolam oval nan jernih kehijauan. Sepinya siang itu membuat gemericik bagai soundtrack perjalanan kami untuk melihat dan menikmati keindahan curug Kedung Pengilon di Kasian Bantul Yogyakarta.

Mungkin Bantul memang tak sekondang tetangganya seperti Gunungkidul, Bantul yang selama ini kondang dengan pantai Parangtritisnya sebenarnya juga memiliki aneka destinasi tersembunyi. Salah satu pesona tersembunyi tersebut adalah Curug Kedung Pengilon, yang tak jauh letaknya dari Curug Jurang Pulosari atau Curug Banyunibo Bantul.

‘Kedung’ atau kolam bening yang bak kaca mungkin membuat tempat ini dinamai ‘pengilon’ yang berarti cermin dalam bahasa Jawa. Siang itu sinar mentari membuat warna-warni alam semakin kontras, kolam curug menjadi kehijauan dikelilingi batuan karst, hijau pepohonan dan biru langit di atas sana.

Curug Kedung Pengilon sebenarnya tidak besar. Bersumber dari aliran sungai kecil yang ‘terjun’ melewati tebing karst kurang dari 10 meter. Namun demikian, suasana alami dan jernihnya air dan kolam berwarna kehijauan menjadi daya tarik tersendiri. Mendengarkan gemericik air di bawah naungan pepohonan yang teduh tentunya sangat menyenangkan dan menenangkan.

Pengelola atau mungkin pemerintah sudah membuat akses masuk yang cukup baik berupa tangga semen rapih, ditambah beberapa gazebo di lokasi. Belum ada retribusi masuk ke destinasi ini, dan pengunjung hanya dipungut parkir yang berlokasi di halaman rumah penduduk. Sepeda motor dikenakan tarif Rp.3.000.

Konon tempat ini dianggap sakral oleh para penduduk. Dan menurut Dolanmaning saat memasuki area ini memang sangat terasa hawa mistisnya. Meskipun demikian, tidak ada salahnya kita tetap berwisata secara bertanggungjawab dan menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan YME.

Kedung Pengilon terletak di Kedung Pengilon terletak di Dusun Petung, Desa Bangunjiwa, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Akses cukup mudah dicapai dan sudah masuk di Google map, jadi kalian bisa ke situ dengan mengandalkan Google, tapi kalau ragu, bisa tanya ke penduduk setempat 🙂

Bantul, Februari 2018.