Jelajah Curug Bantul #4 Air Terjun Lepo
Sungai kecil yang membelah Desa Pokoh tampak tidak biasa. Sungai mengalir tenang diatas batuan karst di tengah-tengah rindangnya pepohonan dan melewati tiga gerojogan kecil (air terjun). Di tepi gerojogan tampak lapak sederhana dengan beberapa wisatawan bersantai ria sambil minum Popmie. Sejuknya alam di situ membuat siapapun betah sekadar nongkrong atau bermain air, apa lagi berselfie ria. Ini lah grojogan di Ledok (lembah) Pokoh, atau yang kondang disebut air terjun Lepo.
Kawasan Dlingo, Bantul, dan sekitarnya selama ini semakin kondang dengan wisata hutan pinus atau wisata buatan bertema spot selfie. Namun kecamatan ini ternyata juga memiliki pesona air terjun mini yang siap menyegarkan dahaga pejalan di kawasan Bantul Tenggara.
Air terjun Lepo ini terbentuk di atas batuan kapur dan membuatnya dijuluki Geowisata Air Terjun Lepo. Kata ‘Geo’ dikhususkan untuk kondisi geologis air terjun yang terbentuk dari batuan kapur atau gamping (bahasa Jawa) atau disebut juga karst. Pun demikian dengan air terjun lain di Bantul seperti Jurang Pulosari, Curug Banyu Nibo, atau Curug pengilon yang ada diatas batuan kapur.
Meski suasananya masih alami khas pedesaan, air terjun ini menurut Dolanmaning tak terlalu wow, alias biasa saja. Tapi bisa lah untuk dinikmati dengan sekadar duduk-duduk ngadem sambil mendengarkan gemericik air. Pada gapura masuk kawasan terdapat banner “River Tubing” dan menurut Dolanmaning kegiatan ini bisa menjadi suatu pembeda di Lepo yang tentuk mengasyikkan untuk dicoba oleh para pejalan untuk menikmati air terjun.
Air Terjun Lepo memiliki empat tingkat curug yang tidak tinggi dengan cirikhas masing-masing. Pada level pertama ditandai dengan aliran datar di atas batuan kapur nan lebar. Kondisi inilah yang cocok untuk tubing seperti foto di banner tadi, terutama di musim hujan saat debit air lebih banyak.
Setiap air terjun memiliki kolam yang bisa dipakai untuk berendam atau berenang. Kolam pertama lah yg paling luas dan cocok untuk renang. Kolam pada tingkat di bawahnya tidak luas dan hanya cocok untuk berendam saja.
Salah satu hal menarik di curug ini adalah keberadaan dinding batu yang tampak berelief kotak-kotak. Dolanmaning tidak tahu apakah ini asli bentukan alam atau bentukan tangan manusia, yang pasti cukup unik berpadu dengan sang Grojogan.
Buat kalian yang mau berenang bisa langsung nyebur di kolam paling atas. Di sini sudah ada kamar mandi dan kalau tidak salah ada pula penyewaan pelampung atau ban.
Grojogan Lepo pastinya cukup alami dan cocok untuk ngadem di kemarau yang panjang. Selain untuk wisata air, kawasan ini juga menyediakan camping ground buat kalian yang suka kemah.
Warung pun sudah ada di lokasi dan kalian bisa mencoba minuman khas Lepo yaitu Wedang Kekep. Nama yang unik dan mungkin sepesial buat yang suka ngekep dan dikekep. Hahaha. Kalau lapar ada makanan khas bernama Sega Bledak. Dari pada minum Popmi kalian bisa cobain Sega Bledak.
Air terjun Lepo berada di desa Pokoh 1, kecamatan Dlingo, Bantul. Air ada di sepanjang musim namun debit akan semakin besar saat musim hujan dan membuat air cenderung keruh seperti pada foto-foto di tulisan ini. Foto di tulisan ini diambil pada Februari 2018.
Selamat dolan ke Lepo!