Pantai Kayu Arum, yang tersembunyi di balik Pantai Baron

Pantai Kayu Arum, yang tersembunyi di balik Pantai Baron

Jalan setapak di tengah ladang yang kami lewati seperti menyemangati langkah ini untuk menuju destinasi yang kami cari di siang itu. Di depan mata tampak sekelompok petani sedang mempersiapkan lahan di antara bebatuan karst yang sepertinya akan ditanami jagung atau singkong. Hanya satu yang kami cari di tengah perjalan itu, yakni sebuah pohon kelapa tertinggi di tengah ladang, tanda kami harus berbelok ke kiri menuju sebuah pantai tersembunyi. Sekitar 15 menit berjalan, kami menjumpai pohon kelapa itu dan samudera pun terlihat di depan mata. Sedikit berjalan, akhirnya kami disambut semilir angin laut, deru ombak dan hamparan pasir putih bersih, tanpa seorang pejalan pun di situ, kecuali dua orang pemancing yang sedang mencari rumput laut. Inilah pantai Kayu Arum, yang tersembunyi di balik hiruk-pikuk pantai Baron, Gunungkidul.

Pemandangan menuju Kayu Arum

Baru kali ini Dolanmaning dan sobat  dolan menapakkan kaki di pantai yang cukup tersembunyi meski tak jauh dari pantai mainstream di Gunungkidul, pantai Baron. Berawal dari selancar di warung Om Google, kami menemukan informasi tentang pantai ini dan seperti kebiasaan kami, kami agak malas mantai di lokasi mainstream yang biasanya ramai oleh pejalan musiman.

Pantai Kayu Arum

Pantai Kayu Arum sebenarnya tidaklah terlalu besar dengan dua tebing yang mengapitnya. Sepintas pantai ini mengingatkan kami pada pantai Butuh dan pantai mBirit yang berlokasi di barat Gunungkidul, atau pantai Pulau Kalong di timur.  Sensasi mencari pantai yang ‘hidden’ bagi dolanmaning adalah suatu pengalaman menarik dan penuh petualangan. Apalagi jika pantai yang dicari benar-benar tersembunyi dan sepi, seperti Kayu Arum ini.

Selain karena sepi, salah satu pertimbangan kami mantai di sini adalah karena gratis. Meski hanya perlu Rp.3.000 untuk memarkir motor, toh kami tidak perlu membayar retribusi masuk kawasan pantai Baron dan sekitarnya.

Dengan bibir pantai selebar kurang lebih 100 meter dan suasananya yang hening,  pantai Kayu Arum sebenarnya sangat cocok untuk kemah. Meski di dekat pantai ada gubug petani, tampaknya gubug itu hanya sebagai transit untuk istirahat bapak dan ibu petani saja.

Ombak tampak masih besar sore itu

Jika sekadar mantai, duduk-duduk sambil bermain air di sore hari saat air surut adalah pilihan yang menarik. Jika bersama kawan-kawan, bermain bola atau bermain gitar dibawah teduhnya tebing bisa menjadi alternatif.

Karena tersembunyi, tentu saja tidak ada warung di sini. Kalian wajib membawa bekal secukupnya, entah itu air, kudapan atau makanan berat.

Hampir empat jam kami mantai di sini, dari memanjat batu karang di sisi kiri pantai hingga nyantai di bawah sebuah batu karang yang menyembul dari balik pasir, berlindung dari sinar mentari.

Sore pun datang dan tak memungkinkan bagi kami untuk melihat mentari terbenam dari sini karena terhalang tebing tinggi. Kami pun memutuskan untuk meninggalkan Pantai Kayu Arum menuju ke Baron Techno Park untuk menikmati senja.

Pantai Kayu Arum terletak di desa Kanigoro, Saptosari, Gunungkidul, tepatnya di sebelah Baron Techno Park. Kalian bisa memarkirkan kendaraan di dekat pintu masuk Baron Techno Park karena sudah ada lokasi parkir yang dikelola penduduk setempat. Kami memilih melewati jalur selatan ( bisa dari dari arah Imogiri lanjut ke Panggang, atau dari arah Playen) untuk menghindari retribusi masuk ke Baron, karena kami memang tidak niat ke Baron dan sekitarnya.

Jalan setapak menuju ke pantai berada kurang lebih 50 meter dari parkiran. Silahkan tanya ke tukang parkirnya untuk keterangan lebih lanjut.

Simak juga video tentang pantai Kayu Arum berikut ini: 

Content Protection by DMCA.com

Leave a Reply

error: Content is protected !!
%d bloggers like this: