Uji Nyali di jembatan gantung pantai Pulau Kalong

Uji Nyali di jembatan gantung pantai Pulau Kalong

Bosan dengan pantai mainstream macam pantai Pulang Syawal yang namanya kini diklaim menjadi pantai Indrayanti? Atau malas ke pantai Nglambor yang penuh sesak dengan pejalan yang sedang bermain snorkling-snorklingan? Jika kamu ingin menikmati pantai Gunungkidul dengan sensasi berbeda, cobalah ke pantai Pulau Kalong dimana kamu bisa menyebrangi jembatan gantung ‘handmade’ karya Pak Singger dan berkemah di pulau kecil di atas Samudera Hindia. Menarik bukan?

Meski mirip dengan pantai Timang yang kondang dengan gondolanya, dan kini juga berjembatan gantung, pantai Pulau Kalong atau dikenal juga sebagai pantai Pulau Gelatik mungkin belum setenar Timang. Namun letaknya yang agak terpencil membuat kalian akan merasakan sensasi petualangan mencari ‘hidden beach’ di negeri dongeng bernama Gunungkidul.

Pulau Kalong terletak di gugusan pantai timur Gunungkidul, tepatnya di timur pantai Jungwok, di Desa Jepitu Kecamatan Girisubo Kabupaten Gungkidul. Jika belum tau pantai Jungwok, silahkan baca di sini. Pulau Kalong terletak bersebelahan dengan pantai Greweng, pantai Sinden dan pantai Sedahan, maka dari itu biasanya para pejalan memasukkan paket pantai ini dalam satu itinerary.

Pada akhir Agustus 2017 lalu, Dolanmaning berkesempatan mengunjungi salah satu pesona bumi Handayani. Berawal dari pantai Jungwok, perjalanan dolanmaning dan kawan-kawan berlanjut ke paket Greweng dan sekitarnya.
Menuju ke Pulau Kalong, kalian harus menitipkan kendaraan kalian di rumah penduduk yang kini sudah banyak memasang plang penitipan kendaraan. Di sepanjang jalan utama menuju Jungwok banyak rumah penduduk yang menawarkan jasa parkiran menuju ke Greweng atau Pulau Kalong.

Jalan menuju Greweng

“Petualangan” pun dimulai saat dolanmaning meninggalkan parkiran. Kita harus melewati ladang penduduk yang didominasi vegetasi palawija dan juga tebing-tebing karst khas Gunungkidul. Penduduk setempat sudah memasang beberapa plang petunjuk ke arah pantai Greweng, ikutilah petunjuk ke pantai Greweng karena Pulau Kalong terletak di sebelah Greweng.
Sekitar satu kilometer berjalan, kami menemukan pantai pertama, pantai Greweng. Hamparan pasir putih diantara dua tebing karst menyambut kami. Meskipun tak begitu luas, suasana pantai Greweng cukup tenang meskipun ombak cukup besar. Hari itu sudah lewat tengah hari dan seperti biasa, laut agak surut dan hamparan rumput laut di atas lantai karang mulai terlihat seiring menjauhnya laut dari bibir pantai.

Pantai Greweng

Beberapa mahasiswa tampak memulai aktivitas berkemah di sini dengan beberapa tenda dan peralatannya. Meski agak terpencil, rupanya sudah ada beberapa warung di Greweng. Jadi jika kemah di sini, urusan logistik perut tak kan jadi masalah utama 😀

Pasir putih di pantai Greweng

Sekadar duduk-duduk sambil menikmati pasir dan suara deru ombak bagaikan meditasi penenang batin yang membuat kami selalu ketagihan menjelajagi pantai Gunungkidul. Waktu pun berlalu cepat, hari sudah agak sore dan kami harus segera melihat Pulau Kalong, sang “hidden island”.
Pulau Kalong terletak di timur Greweng. Kami berjalan melewati warung di tepi kiri pantai dan menaiki bukit kecil menuju ke pantai Sinden dan Pulau Kalong. Sudah ada plang kecil yang menunjukkan arah menuju ke Pulau Kalong. Sekitar 100 meter menanjak, akhirnya kami tiba di sebuah pelataran yang menghadirkan pemandangan samudera Hindia di depan mata.

Kanan adalah Pulau Kalong

Sisi kiri terdepat tebing yang menjorok ke laut dan di sisi kanan tampak secuil pulau kecil, dan itulah Pulau Kalong a.k.a Pulau Gelatik.


Waktu itu sudah menunjukkan lebih dari pukul empat sore, tak ada pejalan lain yang tampak di sekitar lokasi. Dolanmaning dan 2 sobat pejalan lainnya segera menuju ke Pulau Kalong melewati jalan setapak di pinggir tebing. Menjelang lokasi, kami disambut dengan papan petunjuk harga untuk sekadar selfie atau menyeberang ke pulau.


Tarif per orang untuk selfie di jembatan adalah Rp.25.000, tarif kemah dan mancing Rp.50.000 dan seterusnya. Saat kami diskusi, tetiba datang seorang pria yang belum tampak tua dari balik rimbunnya pohon pandan laut.
“Udah tutup mas, saya ada kondangan!” seru bapak itu
“Bapak siapa? Yang jaga pulau?” tanya Dolanmaning
“Iya mas, saya yang bikin jembatan itu malahan.”
“Wooow!” seru Dolanmaning
Kami pun menawar ke bapak itu agar diijinkan masuk sekaligus mendapat diskon. Kami minta untuk sekadar berfoto-foto di tengah jembatan dan membayar Rp.50.000 untuk tiga orang. Dan bapak yang bernama pak Singger itu pun menerimanya.
Ternyata memang benar, saat kami hendak memasuki pintu jembatan, Pak Singger sudah memagari kawasan dengan jala ikan. Otomatis, para penyusup pun tak bisa masuk, kecuali dengan memotong jarring nilon yang cukup kuat itu.
Pak Singger membukakan jaring dan mengajak kami ke jembatan gantung. Dan selpi-selpian pun dimulai.

Jembatan gantung pantai Pulau Kalong

Sensasi menyeberangi jembatan yang panjangnya sekitar 30 meteran itu pun sangat mengasikkan. Lantai jembatan yang terbuat dari kayu disusun selang-seling sehingga laut di bawah jembatan pun terlihat dengan ombaknya.

Sangat mengasikkan dan terasa seru untuk sekadar berdiri atau duduk “ongkang-ongkang kaki” di atas jembatan. Kami beruntung karena tak ada siapa pun selain kami, jadi puas-puasin foto-fotonya.
Kami pun bertanya kepada pak Singger, bagaimana ceritanya dia bisa membangun jembatan ini. Ia berkata bahwa 13 tahun lalu ia sudah membuat jembatan gondola ke Pulau Kalong untuk mencari lobster. Ia seorang diri membangun gondola itu.
Di awal tahun 2017 ini, ia mengganti gondola dengan jembatan gantung dan lagi-lagi ia membangunnya sendiri. Dengan modal nyali (tak perlu minum Extr*J*ss tentunya) ia pun menyelesaikan jembatan gantung dari tali plastik ini sendirian.
Kami baru paham ternyata uang yang ia pungut untuk selfie sebenarnya untuk mengembalikan modal membuat jembatan ini. Ia pun siap menemani pejalan yang akan kemah di tengah pulau. Kenapa ditemani? Karena sewaktu-waktu angin dapat berhembus kencang dan bisa membahayakan pejalan. Ia pun tentunya tak akan tidur bersama kalian, dia akan menjaga dari tempatnya sendiri.
Setelah puas berfoto ria, kami pun pamit ke pak Singger dan tak terasa langit sudah meredup. Saatnya kembali ke Jogjakarta.
Lokasi
Pulau Kalong aka Pulau Gelatik terletak di desa Jepitu kecamatan Girisubo, Gunungkidul. Untuk menuju ke sini sangatlah mudah, kalian tentu saja harus ke Gunungkidul dulu :D. Ikutilah plang ke pantai Wediombo, sebelum mencapai Wediombo, ada plang ke pantai Jungwok, ambillah jalan ke Jungwok. Nikmatilah jalanan tanah tak beraspal dan kurang lebih satu kilometer perjalanan, kalian akan menjumpai banyak “tempat parkir” di rumah penduduk bagi mereka yang akan ke Greweng dan sekitarnya. Kalian bisa memarkir di situ.

Content Protection by DMCA.com

Leave a Reply

error: Content is protected !!
%d bloggers like this: