Menikmati Merapi di Bukit Klangon
Tak terasa sudah 7 tahun waktu ini berjalan. Waktu itu kau bagai murka dan meluluhlantakkan halaman rumahmu sendiri. Siapapun tak akan menyangka jika kau pun akhirnya membuang murkamu di halaman rumahmu. Aku masih teringat kata-kata simbah waktu itu, “paribasane, ora mungkin to kowe ngguwang uwuh neng latarmu dewe?” Ya, kata-kata itu diucapkan oleh almarhum mbah Maridjan yang dulu menjabat sebagai juru kunci gunung Merapi dan bertempat tinggal di kampung Kinahrejo, dusun Pelemsari, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, sebagai gambaran jika Merapi tak akan membuan sampah di halaman rumahnya sendiri [arah selatan, tepatnya ke Cangkringan]. Namun siapa nyana, 2010 Merapi pun merenggut nyawanya. Tak ada yang percaya… alam sungguh murka. Puluhan orang meninggal dan kehilangan tempat tinggal, suatu yang sudah lama tak terjadi sebesar itu[i]. Kini setelah tujuh tahun, aku melihatmu di sebuah pagi yang cerah, dan kau masih begitu anggun, sama seperti dulu saat aku melihatmu pertama kali. Beberapa erupsimu sudah kurasakan, dan tak mengurangi kekagumanku padamu, wahai Merapi. Kata orang, kau tak pernah ingkar janji karena kau punya periode siklus erupsi yang sudah dicatat para akademisi. Aku bersyukur masih bisa melihat keelokanmu pagi itu dari Bukit Klangon, engkau Merapi yang tak pernah ingkar janji.
Pagi itu Dolanmaning lumayan beruntung bisa melihat gunung Merapi dari sisi Yogyakarta, tepatnya di Bukit Klangon, Glagaharjo, Cangkringan, DI Yogyakarta. Sudah beberapa minggu menunggu cuaca cerah di akhir pekan, namun tampaknya alam di utara sana belum bersahabat. Hingga akhirnya pagi itu di hari Minggu, yang tak pagi-pagi amat, kami bisa menikmati pemandangan spektakuler gunung teraktif di Indonesia – gunung Merapi.
Sudah lama tak melihat Merapi sedekat ini, wajar saja, jarak Klangon dan puncak Merapi hanya sekitar 5km saja (tolong dikoreksi jika salah). Beberapa tahun lalu, Dolanmaning lebih sering melihat Merapi dan menikmati pemandangan alam dari mBebeng, alias Kaliadem yang dulu masih ada, sebelum disapu lahar.
Klangon dulu adalah sebuah dusin, pun demikian dengan Kali Adem dan Pelem Sari. Namun, sekarang semua sudah berubah setelah erupsi besar di tahun 2010. Deretan tiga dusun paling utara di Cangkringan ‘lenyap’ tersapu erupsi. Sedih, namun selalu ada hikmah dari sebuah bencana. Manusia hanya mahluk tak berdaya menghadapi dahsyatnya alam dan manajemen tanggap bencana menjadi kunci kehidupan manusia yang berpotensi terdampak bencana alam.
Kini, Klangon dengan Bukit Klangonnya menjadi hits di jagat maya karena panorama Merapi yang aduhai terutama saat cerah. Tak mengherankan jika bukit Klangon menjadi spot favorit pejalan untuk eksis atau sekadar menikmati alam. Bagi para pehobi MTB, bukit Klangon menyajikan medan downhill yang akan memacu adrenalin kalian pehobi sepedaan.
Di sini ada semacam gardu pandang dari bambu yang membuat pandangan kalian ke Merapi menjadi lebih plong. Dari atas gardu pandang bambu ini pula kalian bisa berfoto ria dengan latar Merapi yang wow.
Udara sejuk dan segar khas pegunungan akan menemani para pejalan sambil melihat Merapi. Berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Gunung Merapi menjadikan suasana alami sangat terasa di sini, kecuali jika ramai wisatawan yang akan membuat suasana menjadi hiruk pikuk 😀 Sesekali suara elang jawa terdengar lirih dari angkasa yang sedang mengudara mencari mangsa. Spesies ini sudah terancam punah dan sungguh beruntung jika kalian bisa melihatnya di sekitar Merapi.
Tak hanya untuk wisata pemandangan atau olahraga sepedaan, bukit Klangon merupakan satu kawasan wisata alam dimana kalian bisa juga kemah di sini. Warung pun sudah tampak berjajar di area parkir dan membuat urusan perut tak kan jadi masalah bila main ke sini.
Klangon terletak di desa Glagaharjo, kecamatan Cangkringan, atau di ujung timu laut provinsi DIY. Karena lokasinya di lereng gunung, Klangon sangat mudah berkabut atau berawan. Pagi hari yang cerah menjadi waktu yang sempurna untuk menikmati Merapi di bukit Klangon. Silahkan cek prakiraan cuaca di BMKG sebelum berangkat ke Klangon.
[i] Seperti diberitakan detik.com, Aktivitas Gunung Merapi yang banyak memakan korban di antaranya letusan tahun 1672 dengan korban meninggal 3.000 orang, letusan tahun 1872 meninggal 200 orang, letusan 1930 korban meninggal 1.369 orang, letusan 1994 meninggal 66 orang dan letusan 2006 korban meninggal 1 orang Letusan 2010 meletus Selasa 26 Oktober 2010 memakan korban meninggal 26 orang termasuk Alm. Mbah Maridjan.