Museum Tekstil: Melihat Kain Nusantara
Negara kita memiliki keanekaragaman adat dan budaya hingga tak heran semua tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Aneka produk budaya tak terhitung jumlahnya baik itu produk berwujud dan tak berwujud. Salah satu hasil budaya yang dapat kita nikmati saat ini adalah tekstil atau produk kain yang beraneka ragam. Tentu saja yang terkenal adalah batik, namun selain itu bangsa kita juga memiliki aneka tenun yang memiliki cirikhas motif dan bahannya. Mungkin Bro-sist akan memerlukan waktu bertahun-tahun hanya untuk sekadar berkeliling nusantara dan melihat koleksi kain/ tenun khas dari segala daerah. Namun kini anda dapat menikmati aneka koleksi kain dari nusantara di Museum Tekstil yang terletak di ibukota.
Di sini terdapat lebih kurang 2.350 koleksi kain berbagai tipe dari seluruh daerah di Indonesia, meskipun sebagian besar koleksi adalah jenis batik. Yang istimewa adalah orisinalitas koleksi karena kain-kain itu didatangkan langsung dari tempat asalnya.
Museum ini terdiri dari beberapa bangunan bergaya eropa karena bangunan ini memang dulu dibangun untuk tempat tinggal orang Perancis pada abad ke-19. Dolanmaning baru tahu jika dulu ada orang perancis yang tinggal di Jakarta. Bangunan terus beralih tangan hingga akhirnya dibeli oleh pemerintah melalui Departemen Sosial pada tahun 1952 dan selanjutnya diserahkan kepada Pemprov DKI. Museum Tekstil diresmikan oleh Ibu Tien Suharto pada 28 Juni 1976.
Gedung utama museum ini biasanya digunakan untuk pameran terkait kain maupun busana. Selanjutnya ada gedung Galeri Batik di samping kiri bangunan utama yang menyimpan koleksi kain dan batik Nusantara. Sesuai keterangan di laman museum, galeri ini didirikan sebagai tindak lanjut pengakuan batik sebagai warisan dunia oleh UNESCO dan diresmikan setahun setelah UNESCO mengakui batik, yaitu pada 2 Oktober 2010.
Sebuah gedung di bagian belakang yang diberi nama Pendopo Batik yang merupakan tempat belajar praktek mbatik buat siapa saja. Bro-sist dan keluarga dapat mencoba mbatik di workshop ini dari proses gambar, menggoreskan malam hingga pewarnaan. Hasilnya bisa dibawa pulang untuk souvenir tanda cinta kalian pada batik. Menurut laman resmi museum tekstil, biaya praktek mbatik ini adalah Rp. 40.000 per orang.
Di kompleks ini ada pula perpustakaan, laboratorium, kebun pewarnaan alam (untuk warna alami batik), mushola dan yang menarik adalah Ruang Pengenalan Wastra. Ruang tersebut berisi koleksi alat tenun dari berbagai daerah dan berbagai informasi mengenai bahan baku serta proses pembuatan kain tradisional Indonesia. Kalian juga bisa mencoba mengoperasikan alat tenun sambil berfoto tentunya 😀
Museum ini juga memiliki banyak pepohonan besar sehingga membuat lingkungan terasa teduh. Bila kalian tertarik dengan kain khas Indonesia, silahkan meluncur ke museum yang beralamat di Jl. KS Tubun 4 Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Waktu operasional : Selasa – Minggu (Senin dan libur nasional tutup), buka pukul 09:00 – 15:00 WIB
Tiket : Rp. 5.000 (dewasa), Rp. 3000 (pelajar) dan Rp. 2000 (anak-anak)
Biaya pelatihan batik: Rp. 40.000 (pejalan lokal) dan Rp. 75.000 (pejalan asing)
Laman museum: http://museumtekstiljakarta.com/
Selamat berwisata budaya! Selamat Dolan Maning!