Seperti tak pernah bosan, Dolanmaning selalu terpesona dengan pemandangan indah yang dipancarkan gunung Merapi. Meski beberapa waktu lalu menjadi tak bersahabat karena erupsinya, Merapi tetap menempati halaman khusus di buku perjalanan Dolanmaning. Angan terkenang saat dulu sebulan lamanya Dolanmaning menumpang di Kinah Rejo yang kini tinggal kenangan. Nostalgia dengan Merapi seperti meditasi yang menyegarkan rasa di jiwa namun terkadang memberi nuansa yang sarat lara. Hingga waktu itu seorang sobat mengajak Dolanmaning untuk melihat sang Merapi dari gardu pandang Ketep Pass yang terletak di Kecamatan Sawangan, Magelang, Jateng.

Pagi itu Dolanmaning dan seorang sobat berangkat menuju ke Magelang dengan sepeda motor (seperti biasa). Melihat Merapi memang harus pagi-pagi, saat kemarau atau penghujan, kondisi alam di pagi yang cenderung cerah membuat kalian lebih menikmati pesona Merapi dan sekitarnya.

Kami berangkat dari Jogja dan menurut peta mbah Google, jarak Yogyakarta ke Ketep Pass sekitar 45 Km. Jalur utama menuju Ketep sejatinya melewati daerah Blabak di jalan raya Jogja-Magelang. Namun untuk jalan pintasnya (khusus sepeda motor), Dolanmaning memilih jalur Muntilan – pasar Talun – desa Tlatar – Sawangan – Ketep Pass. Suasana pedesaan dan persawahan di sepanjang Muntilan – Ketep Pass menjadi salah satu alasan Dolanmaning melewati jalur ini.

Keberuntungan Dolanmaning bertambah saat kami melewati jembatan gantung yang belum lama dibangun dan tak lupa kami berfoto ria di sini. Hehehe. Beberapa tahun lalu saat Dolanmaning terakhir kali melewati daerah ini belum ada jembatan gantung. Rupanya karena Merapi pula jembatan ini dibangun. Erupsi besar Merapi pada 2010 telah menghancurkan jembatan asli yang melintasi sungai Pabelan di desa Tlatar ini. Sebagai gantinya, pemerintah membangun jembatan baru bertipe suspensi (gantung) agar tidak ada tiang penyangga yang rawan dihantam material Merapi saat lahar dingin melanda. Sayangnya, jembatan ini hanya bisa dilalui sepeda motor/ sepeda/ pejalan kaki. Jadi tidak disarankan bagi kalian yang bermobil untuk melewati jalur alternatif Muntilan menuju Ketep Pass ini.

Sampai di Ketep Pass, kami disambut ramainya warung di seberang Ketep Pass yang mayoritas menjajakan jagung bakar dan jagung rebus. Hawa sejuk pegunungan di bukit Sawangan berketinggian sekitar 1200mdpl sepertinya cocok sekali untuk dipadu dengan menyantap jagung bakar.

Memasuki Ketep Pass, pengunjung diwajibkan membayar retribusi sebesar Rp.7.500 per kepala, belum termasuk parkir. Parkir sepeda motor dihargai sebesar Rp.2.000 sedangkan parkir mobil sebesar Rp.5.000.

Atraksi utama di Ketep Pass tidak lain dan tidak bukan adalah gardu pandang Merapi. Di sini terdapat dua pelataran semacam observation deck yang akan menyuguhkan pemandangan Merapi, Merbabu dan 3 gunung lain di sekitar bukit Sawangan. Gardu pandang pertama berada di sebelah kanan jauh pintu masuk dan gardu pandang kedua berada di atas pintu masuk, atau di sebelah Ketep Volcano Theater. Yang kedua ini disebut juga pelataran Panca Arga (Lima Gunung) karena di sini pengunjung dapat melihat lima gunung yang berada di sekitar kabupaten Magelang seperti Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing dan Slamet.

Pagi itu Dolanmaning kurang beruntung karena Merapi yang berada di timur Ketep Pass sudah berselimut awan tipis dan sepertinya malu untuk menampakkan dirinya. Namun sesekali, selimut awan tersibak sedikit hingga Dolanmaning bisa melihat puncaknya. Lama kami menunggunya untuk memunculkan diri sepenuhnya, namun semakin siang dia semakin tertutup awan tebal. Mungkin kami harus lebih pagi kemari untuk melihatnya secara penuh.

Atraksi lain yang dapat dijumpai di sini adalah bioskop mini bernama Ketep Volcano Theater yang menampilkan film documenter mengenai Merapi dan erupsinya. Atraksi edukatif ini sangat cocok untuk ditonton bagi siapa pun yang ingin mengetahui proses erupsi dan jenis-jenis erupsi Merapi. Tiket bioskop Ketep Volcano Theater sebesar Rp.7.000 saja.

Jika lapar, kalian bisa menyambangi lapak-lapak di bagian bawah area Ketep Pass. Di situ dijajakan jagung bakar, mendoan segar (recommended), nasi goreng, mi instant dan aneka minuman. Lumayan untuk mengganjal perut sambil menikmati suasana pegunungan.

 

Selamat Dolanmaning!