Luweng Sampang, tetap oke meski kering
Sekadar iseng berselancar di warung Om Google mencari destinasi menarik di Gunungkidul untuk disambangi pada minggu yang cerah berawan, di sela-sela mulainya musim hujan di Yogyakarta dan sekitarnya. Dolanmaning pun menemukan beberapa alternatif, salah tiganya adalah Luweng Sampang dan Green Village di Gedangsari, serta pantai Kayu Arum di Saptosari Gunungkidul. Menempuh rute melalui desa pemancar televisi Ngoro-Ngoro, Patuk, Dolanmaning dan sahabat dolan menaiki motor menuju ke Luweng Sampang yang ternyata lumayan kondang di dunia IG. Luweng Sampang adalah semacam air terjun kecil yang diapit tebing batu karst yang bergaris-garis unik bagai dipahat. Ada yang bilang jika tebing di sekitar Luweng Sampang mirip dengan Green Canyon di Pangandaran.
Bayangan kami dan perbincangan selama menaiki sepeda motor tak lebih tak kurang mengenai pesona luweng sampan yang tampak aduhai di IG. Akhirnya kami sampai di TKP setelah bertanya ke beberapa penduduk setempat. Dan….
Ternyata musim kemarau masih meninggalkan bekas di Luweng Sampang. Kemarau bagai mematikan kran air di Luweng hingga debit air hampir tak ada. Akibatnya, Luweng Sampang yang kondang karena air terjun mininya kini hanya bagai genangan air berwana coklat bagai rendaman teh 🙂 Ya maklum saja karena musim kemarau panjang sudah biasanya ‘mengeringkan’ bumi Gunungkidul. Meskipun, di sisi selatan kabupaten, tepatnya di Playen, air terjun Sri Gethuk tampak tak pernah kering. Sangat unik.
Meski tak tampak seperti biasanya viral dengan pesona air terjunnya, kami bisa melihat sisi lain Luweng Sampang yang tetap memancarkan pesona batu karst yang bagai dipahat bergaris-garis. Selain itu, meski cenderung lebih ‘kering’ Luweng Sampang dan tebingnya tetap menarik untuk diabadikan dalam frame foto.
Saat kami di situ, beberapa pejalan juga tampak menikmati pemandangan dan berfoto ria di sekitaran air terjun. Dolanmaning sempat dimintai tolong untuk memfotokan pasangan bapak-ibu yang juga hobi dolan. Mereka berasal dari Klaten, Jateng, dan juga naik motor menjelajah Gedangsari. Memang lokasi Gedangsari lumayan dekat dengan Klaten.
Di sekitaran air terjun Luweng Sampang tampak dibangun beberapa gazebo. Rupanya pemerintah desa setempat sudah mulai ‘memoles’ kawasan ini untuk dijadikan destinasi wisata.
Sekadar saran untuk kalian yang ingin menikmati The Real Luweng Sampang bisa datang di pertengahan musim hujan. Desember, Januari atau Februari bisa dibilang waktu yang sip untuk menyambangi Luweng Sampang.
Lokasi Luweng Sampang berada di desa Sampang, kecamatan Gedangsari, Gunungkidul. Dari Yogyakarta, rute bisa melewati Jalan Wonosari atau Berbah (Jl. Prambanan – Piyungan). Destinasi ini juga sudah masuk di peta Om Google, jadi lebih mudah dicari.