Sunset di Candi Sambisari

Sunset di Candi Sambisari

Secara tidak sengaja, Dolanmaning kembali mendapatkan suguhan dari yang maha Kuasa berupa matahari terbenam. Saat itu di kawasan sebuah candi, Dolanmaning beruntung melihat bulatnya mentari berwarna oren yang siap menghilang di langit barat. Lagi-lagi dolan ke candi, setelah sebelumnya Dolanmaning menyambangi candi Abang, dan pernah juga ke candi Plaosan atau candi Ijo, maka kali ini Dolanmaning menyusuri jejak nenek moyang di candi yang indah berada di ‘bawah tanah’ yaitu candi Sambisari di Purwomartani, Kalasan, Sleman.

Sebenarnya Dolanmaning sudah berkali-kali ke sini, namun ada dorongan untuk kembali ke sini dan sekaligus mencari bahan untuk ngeblog. Bagi kalian yang suka dengan dunia sejarah atau sekadar suka menjelajahi Jogja, maka Dolanmaning yakin kalian sudah mengetahui keberadaan candi Sambisari ini.

Candi tampak depan
Candi tampak depan

Keunikan candi Sambisari adalah karena letaknya yang tidak biasa. Jika kebanyakan candi berada di atas tanah atau bukit, maka di Sambisari terletak di ‘bawah tanah’. Ya, di bawah tanah. Konon dahulu candi ini tertimbun oleh material letusan gunung yang terjadi pada abad ke-11 dan mebuat seluruh kawasan candi terkubur. Berawal pada tahun 1996, seorang petani secara tidak sengaja menemukan pucuk candi dan pemerintah melakukan ekskavasi secara bertahap serta dilakukan pemugaran hingga akhirnya tampak seperti saat ini.

Candi Sambisari
Candi Sambisari

Seperti kebanyakan candi di kawasan Kalasan dan Prambanan, Sambisari merupakan candi bercorak Hindu. Sambisari sendiri bisa disebut candi Siwa karena candi utama diperuntukkan untuk menyembah dewa Siwa. Kesimpulan ini berdasarkan bukti-bukti di sekitar candi yang ditemukan banyak arca Lingga dan Yoni, terlebih terdapat arca lingga dan yoni raksasa di dalam candi utama. Sekadar pengetahuan saja, lingga adalah lambang dewa Siwa yang menggambarkan kejantanan. Karena menggambarkan kejantanan, mungkin bentuk lingga bisa dibilang menyerupai alat kelamin laki-laki. Sedangkan yoni adalah lambang pasangan Siwa, dewi Durga, yang sekaligus menggambarkan kesuburan. Yoni sendiri berbentuk seperti lesung batu berbentuk kotak dengan lubang ditengahnya untuk meletakkan yoni. Dalam Bahasa Sansekerta, yoni berarti bagian untuk melahirkan, maka dari itu, yoni juga dianggap sebagai simbol alat kelamin perempuan, pasangan lingga.

Cieeee... lagi pacaran
Cieeee… lagi pacaran

Sambisari terdiri dari sebuah candi utama dan dijaga oleh tiga candi perwara (candi kecil) yang berada di sisi barat bangunan utama. Selain arca lingga dan yoni, di bangunan utama candi Sambisari juga terdapat relief arca dewi Durga atau disebut juga Parwati (sisi utara), Ganesh (sisi timur) dan Agastya. Ganesh atau Ganesa adalah putra dewa Siwa, sedangkan Agastya adalah seorang resi (orang suci) agama Hindu.

Candi utama dan tiga perwara
Candi utama dan tiga perwara

Keunikan candi yang berada di cekungan raksasa membuat candi ini tampak cantik dalam bingkai foto. Selain itu bila musim hujan, candi akan tampak seperti di atas karpet hijau rerumputan. Saat ini daerah Kalasan sedang musim kemarau hingga rumput hijau pun menjadi kering. Tak jarang banyak pasangan menggunakan candi ini sebagai venue untuk foto pre-wedding.

Sunset
Sunset

Selain itu, kalian dapat menikmati sore dan matahari terbenam dari kawasan candi, meskipun ufuk barat tak terlihat sesempurna di pantai selatan karena ufuk barat di sini berupa atap-atap rumah penduduk. Hehehe. Jadi jika kalian ke Jogja, jangan lupa mampir ke candi Sambisari yang teletak di utara bandara Adi Sucipto. Kalian cukup membayar retribusi sebesar Rp.2.000 untuk memasuki kawasan candi eksotis ini. Murah bukan?!

Selamat Dolanmaning!

Matahari tampak dari kawasan candi
Matahari tampak dari kawasan candi
Content Protection by DMCA.com

Leave a Reply

error: Content is protected !!
%d bloggers like this: