Menikmati Senja Parangtritis

Menikmati Senja Parangtritis

Akan kupetik senja dan kukirimkan kepadamu,

biarkanlah ia menghangatkan malammu yang sebentar lagi datang.

Para pemirsa Dolanmaning, sepotong sajak diatas keluar dengan spontan saat Dolanmaning menikmati senja di atas sebuah bukit yang menampilkan keindahan pesisir selatan dan perbukitannya, yaitu di atas Parangtritis, Yogyakarta.

Parangtritis? Maksudnya pantai Parangtritis? Iyes, betul pemirsa. Selama ini Parangtritis identik dengan ombaknya yang ganas, dokar, kuda dan mitosnya, namun ternyata ada pesona alam yang tersimpan di sisi lain pantai. Di sebelah timur pantai tepatnya, terdapat sebuah bukit yang biasanya dipakai untuk landasan terbang olahraga paralayang, dan di puncak bukit ini kalian dapat menikmati pemandangan spektakuler pantai Parangtritis dari atas dengan bonus matahari terbenam.

Adalah bukit Gupit atau yang juga sering disebut bukit Paralayang, yang kini hits di Instagram dan menjadi favorit anak-anak muda untuk berburu foto matahari terbenam.  Ya itulah atraksi utama bukit Gupit selain sebagai pangkalan paralayang. Letaknya yang strategis di sisi timur pantai Parangtrisis, membuatnya mudah dijangkau pejalan dengan kendaraan bermotor.

Jalan beton menuju bukit  Gupit/ bukit Paralayang
Jalan beton menuju bukit Gupit/ bukit Paralayang

Jam 16:00 WIB, Dolanmaning sampai di bukit Gupit setelah melewati tanjakan-tanjakan yang aduhai dan menyiksa motor Dolanmaning. Pemandangan pantai Parangtritis dari ketinggian tampak spektakuler. Lekukan ombak dan garis pantai yang panjang bagai lukisan tanpa pigura karena semua begitu menyatu dengan alam indahNya.

Ramai wisatawan di puncak Gupit
Ramai wisatawan di puncak Gupit

Di batas cakrawala tak terhingga, mentari masih tampak terang di antara awan tipis yang  menggelayut di bawah langit horizon. Celoteh wisatawan riuh mewarnai sore itu di Gupit. Ada yang duduk-duduk ada pula yang asyik berfoto bersama rombongannya. Gupit menjadi spot yang menarik dan tak jauh dari kota untuk menikmati matahari terbenam atau yang dalam Bahasa bule disebut sunset.

Menikmati sunset di atas Gupit
Menikmati sunset di atas Gupit

Senja semakin menguning saat Dolanmaning mencari spot yang lebih ‘sepi’ agar pandangan tidak terganggu oleh ramai pejalan lainnya. sedikit dibawah puncak Gupit, Dolanmaning menemukan spot dengan pandangan yang sama-sama lepas, namun tak banyak ‘halangan’.

Bulan ini masih kemarau dan ini membawa keuntungan karena cuaca cukup cerah. Setidaknya mentari berwana oren masih bisa terlihat sesaat sebelum ia terbenam di ufuk barat. Sembari duduk di atas rerumputan kering, Dolanmaning menunggu momen istimewa ini. Sebenarnya selain menunggu sunset, kalian dapat bernarsis ria dengan latar belakang perbukitan hijau di utara pantai atau laut di sisi timur. Tentu saja jika latarnya adalah sisi barat, maka kenarsisan kalian akan berbuah backlight.  😀

Cakrawala menjadi jingga
Cakrawala menjadi jingga

Menunggu sekitar satu jam, akhirnya langit mulai berwarna jingga dan perlahan mentari turun dan berubah warna. Klimaksnya adalah saat matahari berwana oren tua dan perlahan menghilang di telan awan tipis.

Sungguh wah menikmati matahari terbenam di sini. Kalian mau mencobanya?

Lokasi:

Bukit Gupit di Desa Giricahyo dan sangat mudah dicari dengan patokan mengikuti jalan ke Hotel Queen of the South. Namun jangan berbelok ke jalan kecil menuju hotel, ikutilah jalan aspal naik dan naik hingga berganti jalan beton. Tanjakan yang ekstrim siap menyiksa motor kalian, terutama jika kalian menggunakan motor metik. Berhati-hatilah saat menanjak. Warga sudah memberi plang dan kalian bisa parkir di pendopo yang bertuliskan “tempat parkir paralayang”.

Perhentian terakhir alias parkiran sebelum berjalan ke puncak Gupit
Perhentian terakhir alias parkiran sebelum berjalan ke puncak Gupit

Sekadar tips, proses  sunset di sini mulai sekitar jam 17:00, maka jangan sampai telat!

Selamat Dolanmaning!

Content Protection by DMCA.com

Leave a Reply

error: Content is protected !!
%d bloggers like this: