Melihat Jakarta Tempo Dulu di Kota Tua Jakarta

Melihat Jakarta Tempo Dulu di Kota Tua Jakarta

Pagi ini Dolanmaning berkesempatan menikmati suasana berbeda di Kota Tua. Begitulah sebutan yang disematkan oleh masyarakat Jakarta pada situs bersejarah yang dulu di sebut “Oud Batavia” atau “Batavia Lama” . Kota Tua Jakarta pagi ini mulai ramai, maklum karena hari Minggu. Para pedagang tampaknya sudah siap untuk menjajakan dagangannya kepada para wisatawan di pagi ini. Ada pedagang suvenir, makanan Betawi, kaca mata, minuman ringan, pelukis jalanan, jasa peramal hingga penjual monopod yang kondang disebut tongsis. Maklum sekarang sedang ada demam selfie 😀

Tampaknya Museum Sejarah Jakarta, atau yang juga dikenal sebagai Museum Fatahilah, sudah selesai direnovasi. Museum ini sebelumnya ditutup karena adanya renovasi besar-besaran. Resmi pada awal Maret 2015, museum ini kembali dibuka dengan wajah yang lebih segar meskipun tetap bergaya kuno seperti aslinya. Ubahan yang berarti adalah digantinya lantai kayu dengan kayu baru karena kayu lama sudah rapuh, selain itu dilakukan pergantian langit-langit yang juga dari kayu. Lantai batu yang telah ada seperti aslinya dipertahankan dan hanya dilapisi semacam pernis yang membuat langkah kaki terasa licin.

Karena pergantian material lantai ini, sekarang semua pengunjung diwajibkan memakai sandal jepit khusus agar alas kaki pengunjung tidak merusak permukaan lantai. Sandal jepit berwarna oranye ini gratis kerena sudah termasuk dalam retribusi sebesar Rp.5000 untuk umum. Mekanismenya, saat anda masuk pintu utama, anda akan diberikan sebuah tas kain berisi sandal tersebut dan anda dapat mengganti alas kaki dengan sandal oranye tersebut dan membawa alas kaki anda dalam tas yang diberikan. Sandal harus dikembalikan di pintu keluar. Sistem perlindungan lantai ini juga diterapkan di Taj Mahal, India, dimana para wisatawan harus melepas alas kaki atau menyelubungi sepatunya dengan kain khusus yang diberikan gratis saat menyambangi bangunan utama Taj Mahal.

Penampakan sandal oranye
Penampakan sandal oranye

Di halaman museum, banyak wisatawan menikmati suasana dengan bersepeda kumbang mengitari lapangan kecil di pusat Kota Tua ini. Lapangan yang disebut Taman Fatahillah ini berada tepat di depan gedung museum. Bangunan berarsitektur klasik ini dulunya adalah Gedung Balaikota, yang disebut “Stadhuis” dalam bahasa belanda.

Taman Fatahilah dan wisatawan bersepeda
Taman Fatahilah dan wisatawan bersepeda

Stadhuis mulai didirikan pada tahun 1707 dibawah komando Gubernur Jenderal Joanvan Hoon. Stadhuis selesai dibangun pada tahun 1712. Menurut informasi dari indonesia.travel, gedung ini ditetapkan sebagai Museum Sejarah Jakarta pada 30 Maret 1974 setelah melewati berbagai perubahan fungsi.

Jendela belakang Museum
Jendela belakang Museum

Di Taman Fatahillah ini banyak dijumpai penyewaan sepeda kumbang khas belanda. Bagi siapa yang mau ber-tempoe-doeloebro-sist bisa menyewa sepeda kumbang lengkap dengan topi khas belanda, baik untuk cewek atau cowok. Dengan Rp. 20.000 bro-sist bisa keliling Taman Fatahillah selama setengah jam. Selain sepeda, banyak pula ‘patung’ tokoh pahlawan dan prajurit nasional dengan segala atributnya. Patung-patung ini adalah para seniman dari Komunitas Manusia Batu (Kombat) yang memerankan tokoh dengan make-up seperti patung (batu). Ada tokoh Jenderal Sudirman, tentara, hingga si pitung. Selain itu ada pula badut Winnie The Pooh, Doraemon, Sponge Bob, Masha hingga Upin Ipin yang siap untuk diajak foto bersama 😀 Tak ketinggalan bintang lokal dari Jakarta, yaitu Ondel-ondel.

Suasana di dalam Museum pasca renovasi menjadi lebih bersih dan rapi. Lantai kayu baru yang berwana coklat muda menjadikan kesan ruangan terlihat cerah. Ada beberapa koleksi yang ditampilkan di dalam museum seperti foto-foto, kukisan, mebel, dan prasasti. Museum terdiri dari dua lantai dimana lantai satu digunakan untuk koleksi gambar, prasasti dan pernak-pernik sejarah Jakarta. Sedangkan lantai dua berisi ruangan-ruangan besar dengan mebel (furniture) peninggalan belanda dari abad 18 dan 19.

Sabtu dan Minggu adalah hari yang ramai pengunjung di sini, jadi tak mengherankan jika anda akan berdesakkan untuk masuk ke museum. Semarak badut di halaman juga menjadi incaran wisatawan untuk berfoto bersama dan tak ketinggalan dengan tongsis fotonya.

Disekitar kawasan taman Fatahilah ini juga ada beberapa museum seperti Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Museum Pos dan yang menarik menurut Dolanmaning adalah Museum Wayang. Kota tua Jakarta adalah sebuah kawasan cagar budaya yang berisi bangunan-bangunan tua peninggalan belanda. Saat ini sedang diadakan program revitalisasi kota tua yang melibatkan pemerintah dan para donatur baik dalam dan luar negeri. Berada di sini memang serasa berada di Eropa. Bro-sist tertarik?

Selamat menikmati Kota Tua Jakarta yang ‘baru”.

Selamat Dolan Maning!

Content Protection by DMCA.com

Leave a Reply

error: Content is protected !!
%d bloggers like this: