Heritage Walk Kota Tua Jakarta #part 1: Stasiun Beos
Menikmati kota tua Jakarta tak harus melulu di sekitaran museum sejarah Jakarta atau yang sering dikenal sebagai kawasan taman Fatahillah. Kawasan ini sejatinya sangat luas dan menyimpan berbagai bangunan maupun artefak peninggalan pemerintah kolonial di masa lalu. Lalu apa yang bisa dilihat selain kompleks museum di sekitaran taman Fatahillah? Akhir pekan lalu, dolanmaning bersama komunitas Anti-maintrip menyusuri bagian utara kota tua dan menyambangi beberapa peninggalan belanda. Sebut saja heritage walk (biar terdengar keren :D) dengan start dari taman Fatahillah, kami berjalan kaki menuju ke Pelabuhan Sunda Kelapa dengan melewati beberapa tempat peninggalan sejarah. Inilah heritage walk kami.
Rute perjalanan Heritage Walk:
Stasiun Beos
Apa itu stasiun Beos? Mungkin tidak semua orang mengenal nama ini, namun nama ini sudah cukup kondang di kota tua. Beos tidak lain adalah stasiun Jakarta Kota dimana ‘Beos’ sendiri adalah kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur). Arsitekturnya yang sangat ‘eropa’ membuat stasiun ini tampak istimewa. Langit-langit yang tinggi dan lengkungan atap setengah lingkaran menjadi cirikhas design stasiun ini. Jika kalian naik KRL menuju kota tua, kalian akan berhenti di sini.
Stasiun Jakarta Kota selesai dibangun pada 19 Agustus 1929 yang dulu menghubungkan kota Batavia dengan kota-kota disekitarnya seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dan sebagainya.
Meskipun dolanmaning dan komunitas sepakat untuk bertemu di taman Fatahilah, namun dolanmaning “curi start” duluan untuk menyambangi peningalan sejarah ini. Dolanmaning sarankan untuk memulai dari jalan dari Beos.
Bersambung ke Heritage Walk Kota Tua Jakarta #part 2: Taman Fatahillah