Goa Seplawan, goanya Purworejo

Goa Seplawan, goanya Purworejo

Perbukitan Menoreh yang membentang melintasi provinsi DIY dan Jateng tak hanya sekadar menjadi tengara di kawasan Magelang, Kulon Progo dan Purworejo. Perbukitan ini juga memiliki aneka keindahan alam yang tentu saja menarik untuk dikunjungi. Pun demikian dengan Kabupaten Purworejo di Jawa Tengah yang ternyata memiliki destinasi alam yang cukup indah. Tak melulu pantai atau gunung, Kecamatan Kaligesing patut berbangga karena memiliki destinasi goa besar yang memiliki nilai historis.

Adalah Goa Seplawan yang tak hanya bagus interior alaminya, goa ini juga menjadi saksi bisu peradaban masa lalu di tanah Jawa. Selain sejarah, goa Seplawan terletak di dataran tinggi dan memiliki gardu pandang yang siap memanjakan mata jika cuaca cerah.

Hari itu adalah hari Minggu saat perjalanan kami bernuansa “Goa”. Setelah menyambangi Goa Kidang Kencono di Kulon Progo Binangun, kami melanjutkan petualangan ke arah barat menuju Purworejo yaitu ke Goa Seplawan. Seplawan memang berada di perbatasan antara provinsi DIY dan Jateng, tepatnya bertetangga dengan Kulon Progo.
Sejarah
Memasuki kawasan Goa Seplawan, kami disambut oleh sepasang patung bernuansa emas yang lumayan tinggi. Patung tersebut adalah replika patung Dewa Shiwa dan istrinya Dewi Parwati yang mana patung aslinya ditemukan di dalam goa Seplawan.

Replika patung Dewa Shiwa dan Dewi Parwati

Arca asli yang ditemukan pada tahun 1979 terbuat dari emas murni dan berukuran tinggi 9cm dan berat 2.5kg. Ada cerita unik dari penemuan arca tersebut. Seperti ditulis oleh laman ensiklo.com, tim arkeolog yang berjumlah sekitar 40 orang telah menjelajahi goa berkali-kali namun tak menemukan jejak arkeologis berarti. Namun, ada seorang anak remaja yang membuntuti tim dan melihat seberkas sinar dari balik bebatuan. Setelah dilaporkan ke tim dan dilakukan penggalian, ternyata ada semacam tabung perunggu yang berisi patung tersebut.
Arca itulah yang kini replikanya bisa dilihat di depan pintu masuk ke goa Seplawan. Sedangkan arca aslinya sekarang di simpan di Museum Nasional.

Tampak bekas candi (sebelah kanan)

Selain penemuan arca, lingga dan yoni juga ditemukan di luar goa. Ada pula petilasan atau semacam pelataran kecil yang dipercaya sebagai bekas candi bernama candi Gondoarum. Penemuan benda-benda arkeologis tersebut memberi kesimpulan bahwa masyarakat Jawa pada jaman tersebut menyembah Dewa Shiwa.


Penelitian arkeologis di goa juga menemukan tulisan di dinding goa yang beraksara jawa kuno dan berbunyi ‘SAPLO’ dan ‘WAN’. Saplo berarti suci dan wan berarti manusia. Dua kata ini lah yang mendasari penamaan goa Seplawan, dimana kata seplawan diartikan sebagai manusia suci atau tempat bersucinya manusia (Ensiklo 2014).

Wisata alam
Setelah membaca sejarah di goa ini, ayo kita lanjut memasuki goa Seplawan. Akses masuk ke dalam goa berupa anak tangga sudah dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan wisatawan.

Tangga menuju pintu masuk goa, tangga putar untuk akses keluar goa

Memasuki goa Seplawan memang berbeda dengan goa Kidang Kencono yang habis kami kunjungi di Kulon Progo. Pintu masuk goa sangatlah besar dan tampak seperti lorong besar. Meskipun demikian, tak jauh setelah kalian masuk terdapat jalur sempit yang hanya muat satu orang saja, dan setelah melewati jalur sempit ini lah petualangan caving dimulai.


Goa ini rupanya memiliki ruang yang besar bagai terowongan, dan menariknya, pengelola sudah memasang lampu penerangan dan lampu sorot warna-warni yang mempercantik goa. Seplawan menawarkan trek sepanjang 750 meter hingga sampai di titik buntu.


Goa Seplawan memiliki aliran sungai di dalamnya yg membuatnya selalu tampak basah. Keindahan goa Seplawan semakin terlihat saat kaki melangkah lebih jauh. Ruang goa terlihat sangat luas dan memiliki langit-langit yang tinggi. Beberapa tempat terlihat seperti terowongan karena bentuknya yang mirip terowongan. Tak jarang sorot lampu sengaja dipasang untuk mengekspos stalagtit goa yang masih alami, meskipun keberadaan lampu-lampu tersebut sebenarnya membuat goa tampak tidak alami.


Meskipun begitu, untuk mendukung kewisataan dan keamanan pengunjung, keberadaan lampu sangatlah membantu. Kami pun merasa nyaman dengan penerangan lampu yang telah disediakan oleh pengelola. Warna-warni lampu di situ sempat mengingatkan kami pada goa Gong di Pacitan yang juga dipasangi lampu warna-warni.
Sepanjang 750 meter menjelajahi perut bumi, mata dimanja dengan ‘pameran seni’ alami yang disajikan oleh Seplawan. Dinding-dinding goa tampak seperti pahatan dan di atas kepala tampak aneka macam stalagtit maupun langit-langit goa yang sangat tinggi.

Langit-langit

Kondisi trek yang kadang berair dan kadang berlumpur membuat para pengunjung harus berhati-hati karena licin. Di beberapa spot telah disediakan tangga dari beton yang membantu wisatawan untuk terus melaju.
Walaupun terlihat lurus dan mudah dilalui, goa Seplawan sebenarnya mempunyai beberapa percabangan kecil. Tapi pengelola sudah memberi petunjuk arah agar kalian tidak tersesat jika dolan ke Seplawan. Untuk menjelajahi Seplawan, kami menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam dengan kecepatan santai dan beberapa kali berhenti untuk foto-foto.


Selain goa, di sini ada gardu pandang yang menampilkan pemandangan daerah Jogja, Magelang dan Purworejo, serta lima gunung yaitu Merapi, Merbabu, Slamet, Sindoro dan Sumbing. Namun sayang sekali saat kami ke sini, cuaca sedang berkabut tebal hingga sang lima gunung pun tampak bersembungi dibalik kabut.

Gardu Pandang berkabut

Kawasan wisata Goa Seplawan sudah menjadi andalan wisata kabupaten Purworejo Berirama. Bangunan warung dan beberapa tulisan besar berbunyi ‘GOA SEPLAWAN’ pun telah dibangun di kawasan ini. Kami membayar retribusi masuk sebesar Rp.12.000 untuk dua orang dan satu motor. Saat itu adalah Minggu dan di parkiran tampak beberapa minibus dan banyak sepeda motor. Rupanya destinasi ini memang cukup kondang.


Tak lupa kami mencicipi kuliner lokal sambil minum kopi di siang menjelang sore yang sejuk berkabut. Adalah cireng isi tempe yang sangat cocok dijadikan teman ngeteh atau ngopi. Betewe, Seplawan ditutup jam 16:00, jadi jangan kesorean kalau ke sini.

Cireng isi tempe khas Seplawan

Akses
Goa Seplawan terletak di Donorejo, Kaligesing, dan bisa dicapai melalui Girimulyo, Kulon Progo, DIY, atau bisa juga melalui kota Purworejo, tergantung kalian berposisi di mana. Kami sendiri datang dari Kulonprogo karena lebih nyaman dan lebih singkat untuk menuju ke Seplawan dari Yogyakarta.

Content Protection by DMCA.com

Leave a Reply

error: Content is protected !!
%d bloggers like this: