Candi Ijo dan Sunsetnya
Destinasi manakah yang masbro dan mbaksist datangi saat kalian main ke Jogja? Pantai-pantai mainstream di Gunungkidul yang selalu heboh di kalangan pejalan dari ibukota? Atau ke gua Pindul dan Kalibiru yang tak kalah hebohnya? Atau hanya ingin berbelanja di Malioboro dan sekitarnya? Mungkin sesekali kalian bisa mencoba mengunjungi destinasi alternatif di timur provinsi DIY yang saat ini juga mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal. Dari sini kalian dapat menikmati sunset yang tak kalah indah dibanding sunset di candi Petilasan Ratu Boko dan udara sejuk perbukitan di sore hari membuat aktivitas menunggu sunset semakin nyaman. Inilah candi Ijo, destinasi lama tapi baru populer di Jogja, tempat wisatawan menikmati sunset yang berbeda, yang murah meriah dan berkesan.
Setidaknya ada dua alasan mengapa candi Ijo kini menjadi favorit wisatawan lokal. Pertama karena sunsetnya, kedua karena tempatnya yang tak jauh dari kota, ketiga karena pemandangannya yang indah di perbukitan, keempat karena gratis (setidaknya hingga saat ini).
Sepintas mengenai Candi Ijo
Candi ijo konon dibangun pada abad ke-9 dan bercorak agama Hindhu Shiwa. Di dalam candi utama terdapat arca lingga dan yoni, sedangkan di dalam perwara terdapat arca Nandi dan Padmasana. Candi ini dibangun dengan konstruksi berteras dengan jumlah keseluruhan teras adalah 11 tingkat dan bagunan utama berupa candi terbesar beradadi teras tertinggi di bagian belakang, bukan di pusat seperti tata letak candi pada umumnya.
Bentuk bangunan candi memang mirip-mirip dengan candi Prambanan maupun Plaosan. Hal ini mungkin karena candi-candi tersebut dibuat oleh nenek moyang kita untuk dipersembahkan kepada Dewa Wisnhu.
Karena lokasinya berada di Gumuk Ijo (Bukit Hijau) maka masyarakat menyebut candi ini dengan nama candi Ijo. Banyak pihak menyebut bahwa candi Ijo adalah candi tertinggi di Yogyakarta dan sekitarnya dengan ketinggian sekitar 370 meter diatas permukaan laut (mdpl), dan ini jauh lebih tinggi dari candi Ratu Boko yang berada dalam satu kawasan. Ratu Boko sendiri hanya memiliki ketinggian sekitar 196 mdpl.
Aktivitas yang bisa dilakukan
Menikmati sunset seperti yang disebutkan sebelumnya adalah pilihan utama beraktivitas di sini. Hamparan rumput hijau yang mengelilingi pelataran candi utama dapat dijadikan tempat berpiknik di sore hari. Sambil menunggu mentari terbenam, kalian dapat bercengkrama dengan kawan atau pacar kalian. Maka tak heran jika hari libur, sore di candi Ijo akan padat dengan wisatawan. Jika lebih siang, maka bersiaplan membawa topi agar tidak kepanasan.
Selain sunset, pemandangan yang indah bisa menjadi obyek menarik untuk fotografi. Di bagian barat juga terlihat bandara Adisucipto dengan lalu lintas penerbangannya. Di sebelah selatan dan tenggara terdapat perbukitan yang menjadi batas antara Sleman dan Gunungkidul.
Lokasi
Candi Ijo masih terletak di kawasan candi istana Ratu Boko, tepatnya di bukit Ijo, dusun Groyokan , Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, atau bisa dicari dengan koordinat GPS: 7° 47′ 2.2″ S, 110° 30′ 44.2″ E. Untuk menuju ke sini disarankan untuk membawa kendaraan pribadi karena lokasinya yang akan membuat kalian blusukan. Kalian tinggal meluncur di jalan Solo hingga perempatan pasar Prambanan, selanjutnya belok ke kanan (selatan) dan ikutilah petunjuk ke Ratu Boko. Saat memasuki kawasan Ratu Boko, kalian akan menjumpai papan petunjuk ke arah candi Ijo. Jika memilih untuk menggunakan kendaraan umum, bus transjogja jalur 1A dan 1B dapat dinaiki hingga halte Prambanan. Selanjutnya kalian dapat menyewa ojek.
Candi ijo hingga saat ini belum mengenakan retribusi. Mungkin sebentar lagi Pemda Sleman akan menetapkan retribusi di sini karena meningkatnya animo wisatawan. Jagalah kebersihan dan ketertiban di sini karena candi ini adalah harta tak ternilai dari peradaban kita. Candi buka dari jam 09:00 hingga 17:30.
Selamat menikmatai sunset di candi Ijo.
©dolanmaning.com